April 2016




NONFORMAL EDUCATION DEPARTMENT
BRIEF HISTORY
            Non-Formal Education Department/Major of Faculty of Teacher Training and Education of Sultan Ageng Tirtayasa University is a state institution of higher education located in Serang City, Jl. Raya Jakarta KM 4 Pakupatan Serang Banten. Non-Formal Education Major was established on 19 August 1992 with status registered according to SK No. 377/DIKTI/Kep/1992 signed by Sukadji Ranuwihardjo in Jakarta and lastly in 2006, this Non-Formal Education Major is accredited C with SK Dikti No. 057/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/VII/2013 valid from 7 July 2013, with period of license extension of Non-Formal Education Major valid until 21 September 2015.

VISION OF NON-FORMAL EDUCATION DEPARTMENT
In 2025: “to make Non-Formal Education Department able to produce graduates for formal, non-formal, and informal teachers and educators with excellent quality and characters”.

MISSIONS OF NON-FORMAL EDUCATION DEPARTMENT
The missions of Non-Formal Education Department are performed gradually by various educational process activities until 2025, they are: 1) Performing complete, relevant, and quality services of educational process activities (learning, guidance, and/or training) using various approaches, strategies, methods, and multimedia; 2) Providing professional teachers (lecturers) and educators in accordance with curriculum demand and respective workload; 3) Conducting research activities and community services as well as appropriate educational and social programs and practices and supporting academic knowledge and insight of students/graduates of Non-Formal Education Department; 4) Performing educational process activities based on Non-Formal Education philosophy namely as complement, adder, substitute, and developer; 5) Producing innovative educational products for purpose of curriculum development and learning activities in Non-Formal Education.

GOALS OF NON-FORMAL EDUCATION DEPARTMENT
While the goals of Non-Formal Education Department until 2025 gradually by educational process activities are the following:
a.      Producing graduates with excellent quality and characters in field of formal, non-formal, and informal education.
b.      Producing quality graduates as teachers and educators in formal, non-formal, and informal education units that have local, national, and global value conception.
c.      Producing graduates that are capable to explore and use various information technologies by utilizing and using technology advancement relevant to non-formal education development.
d.      Producing graduates that have entrepreneurship soul supported by competences that are capable to compete in various areas.




Baik dan buruknya bangsa saat ini, akan diwariskan kepada generasi selanjutnya. Sedangkan persoalan dalam sepanjang sejarah ummat manusia akan selalu ada. Bahkan, pertumbuhan masalah seringkali jauh lebih pesat dibandingkan dengan kecepatan penyelesaian masalah. Ketidak mampuan dalam menyelesaikan masalah, menyebabkan krisis multi dimensi. Krisis multi dimensi politik, ekonomi, sumber daya, sosial, budaya, moral, kepercayaan, kejujuran, kepemimpinan dan sumberdaya manusia.

SDM yang memiliki karakter kuat (strong positive character) akan mampu menyelesiakan berbagai problem yang dihadapi. Kita membutuhkan SDM yang memiliki karakter yang mencerminkan akhlak mulia. Menurut Adhyaksa Dault (2003), bahwa yang dibutuhkan bangsa ini sekarang adalah blue print (cetak biru) ke depan mau kenama? Blue Print bangsa ini tidak bias lepas dari akhlakul karimah.



Karakter yang tersurat dalam lagu “Bangkitlah Pemudi Pemuda”, yaitu: jujur, ikhlas, kerja keras, hati teguh dan lurus, pikir tetap jernih dan bertingkah laku halus. Jika kebanyakan pemuda Indonesia memiliki karakter tersebut, maka terbentuklah budaya bangsa yang mulai, itulah tanda perubahan zaman.

Semua perusahaan mempunyai budaya, beberapa perusahaan mempunyai disiplin tetapi hanya sedikit perusahaan yang mempunyai budaya disiplin. Kalau anda mempunyai orang yang disiplin, anda tidak memerlukan hirarki. Kalau anda mempunyai pikiran yang disiplin, anda tidak memerlukan birokrasi. Kalau anda mempunyai tindakan yang disiplin, anda tidak memerlukan tindakan yang berlebihan. Kalau anda menggabungkan budaya disiplin dengan etika kewiraniagaan, anda mendapatkan ramuan ajaib dari kinerja yang hebat.  Secara sederhana disiplin dapat diartikan sebagai kepatuhan terhadap peraturan baik lisan maupun tulisan. Penelitian menunjukkan, pada beberapa orang cenderung memiliki pusat pengendalian di dalam diri. Pada disiplin diri, pusat pengendalian berada di dalam diri, tetapi pada disiplin yang dipaksakan, maka pusat pengendali berada di luar diri".(Jim Collins, 2004: Good to Great).

        TINDAKAN yang DISIPLIN akan menghasilkan KEBIASAN (habit), kebiasaan yang melekat pada seseorang akan membentuk KARAKTER. Tindakan yang konsisten membutuhkan NILAI (VALUE), PRINSIP dan KEYAKINAN. Nilai adalah Kebenaran yang diyakini seseorang. Nilai yang disepakati bersama dalam kelompok atau organisasi disebut dengan NORMA. Norma yang dilakukan secara bersama-sama dalam organisasi disebut dengan BUDAYA PERUSAHAAN. Sukses dunia dan akhirat membutuhkan karakter dan budaya (B.S. Wibowo, 2006).

Menurut penelitian dari Pusat Keberbakatan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (2008), bahwa kepemimpinan pemuda memiliki 7 domain, yaitu: Komunikasi, Bagaimana membina hubungan dengan orang lain, Memahami diri sendiri , Bekerja dalam kelompok, Kemampuan manajemen , Learning skills , dan  Kemampuan membuat keputusan.

Pembentukan karakter dapat dilakukan mulai proses penyadaran, pelatihan dan pembinaan yang berkelanjutan. Dengan perubahan pengetahuan, diharapkan tumbuhnya kesadaran dan tindakan nyata. Dengan tindakan yang menjadi kebiasaan, maka akan membentuk karakter, sebagai modal pembangunan bangsa

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget