Sebagai mahluk sosial manusia
tidak bisa hidup tanpa keberadaan orang lain apakah itu dalam keluarga, dalam
kehidupan bermasyarakat, di kantor dan sebagainya. Semenjak lahir, kemudian
beranjak dewasa sampai dengan akhir hidupnya, manusia tidak akan bisa lepas
dari campur tangan individu lain. Keluargalah yang membantu dia untuk bertahan
hidup pada awal-awal kehidupannya (kelahirannya), kemudian secara bertahap
mengenalkan norma, nilai, dan bagaimana cara berhubungan dengan orang lain.
Kemudian lingkungan tempat tinggal, kelompok sepermainan, sekolah akan
memberikan kontribusi besar dalam membentuk identitas kepribadian seseorang.
Berdasarkan hal diatas maka
tampak kehidupan dalam kelompok yang begitu dinamis. Semakin efektif sebuah
kelompok maka semakin baik kualitas kehidupan anggota-anggota kelompok
tersebut. Hal yang penting untuk diperhatikan agar kelompok tersebut
tetap efektif adalah pengetahuan yang cukup tentang dinamika atau proses-proses
yang terjadi serta kemampuan kita untuk berperilaku secara efektif dalam
kelompok. Kedua hal penting
ini dapat kita pelajari melalui pemahaman tentang dinamika kelompok.
Menurut Floyd D.Ruch dalam bukunya, Psychology
and Life, dinamika kelompok (group dynamics) itu dapat dirumuskan
sebagai berikut : Dinamika kelompok adalah analisis dari hubungan-hubungan
kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa tingkah laku dalam kelompok
adalah hasil interaksi yang dinamis antara individu-individu dalam situasi
sosial. Dengan rumusan ini, semua yang telah dikatakan menegenai
pembentukan struktur kelompok, behaviorisme norma-norma sosial,
internalisasi norma, pendek kata semua yang telah dikatakan dalam bab ini
sebenarnya sudah merupakan analisis dari saling hubungan antar orang di dalam
kelompok, dan sudah merupakan dinamika kelompok.
Adanya konsepsi Moreno dalam bukunya Who
Shall Survive, mendorong timbulnya pemikiran untuk mempelajari dinamika
kelompok sebagai objek studi terlepas dari psikologi sosial yang selama ini
memjadi pangkal tolak dalam mempelajari dinamika kelompok. Keadaan demikian
dapat dimaklumi karena sejarah perkembangan dinamika kelompok berasal dari dari
perkembangan psikologi pada umumnya dan perkembangan psikologi sosial
khususnya. Di lain pihak, psikologi sosial sendiri tumbuh dan berkembang sangat
pesat diabndingkan psikologi, sosiologi dan antropologi sehingga objek formal
psikologi sosial banyak di ambil daari ketiga ilmu tersebut. Sebagai akibat
pertumbuhan dinamika kelompok dari psikologi sosial, keadaan ini berpengaruh
dalam mempelajari dinamika kelompok. Demikian juga di dalam mempelajari
dinamika kelompok berbicara mengenai bagaimana perilaku individu dalam
kelompok, yaitu proses dimana terjadinya suatu perubahan penyesuaian individu
di dalam kelompok sehingga dapat menimbulkan suatu dinamika dalam kelompok
tersebut.
A. Sejarah Dinamika Kelompok
Sejarah dinamika kelompok tidak
terpisahkan dari perkembangan psikologi pada umumnya dan psikologi sosial pada
khususnya. Oleh karena itu, berikut ini akan di uraiakan sejarah dinamika
kelompok.
1. Zaman Yunani
Pada masa ini berkembang
ajaran Plato, bahwa daya-daya pada individu tercermin di dalam struktur
masyarkat dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Menurut Plato : “
Daya fikir individu tercermin di dalam golongan pemerintahan, daya kemauan
tercermin di dalam golongan ketentaraan, dan daya perasaan tercermin di dalam
golongan pedagang.”
Masing-masing struktur
masyarakat tersebut merupakan kelompok-kelompok yang terpisah satu sama lain
dan tiap-tiap golongan memiliki norma yang berfungsi sebagai pemersatu dan
pedoman dalam interaksi sosial antar anggota masing-masing golongan.
2. Zaman Liberalisme
Pengaruh cara berfikir bebas
mengakibatkan individu bebas menentukan segala sesuatu bagi dirinya dan tiap
individu tidak bisa menentukan individu lain dalam kehidupan. Perkembangan
selanjutnya, kebasan ini membawa malapeteka bagi tiap-tiap individu merasa tidak
mempunyai pedoman dalam kehidupan sehingga mereka tidak merasa memiliki
kepastian. Keadaan ini membawa bayang-bayang ketakutan dalam diri individu
sehingga berbagai cara ia tempuh untuk menghilangkan rasa ketakutan dan
sekaligus memperoleh pedoman dalam menjalani kehidupan. Gagasan individu yang muncul pada saat itu
adalah mengadakan perjanjian social antara sesamanya dan hal tersebut
dirumuskan dalam Leviathan atau Negara yang diharapkan dapat menjamin
hidup mereka.
3. Zaman Psikologi Sosial
Penyelidikan terhadap masa
telah memberikan motivasi kepada para ahli untuk mengadakan penyelidikan lebih
mendalam terhapad massa walawpun dengan resiko yang besar. Namun permulaan abad
ke 20, para ahli mengubah arah penyelidikan an mereka lebih tertarik untuk
mengadakan penyelidikan terhadap gejala-gejala psikis dalam situasi tertentu
yang dipandang dapat memberi hasil yang efektif. Oleh karena itu, Edward Aross
mengadakan menyelidikan terhadap hubungan psikis antara individu dengan
lingkungannya yang ditulis dalam bukunya social psychology. Buku ini
ternyata mendorong ahli lain untuk merumuskan secara tegas objek psikologi
sosial, yang ternyata objek tersebut adlah suatu studi yang mempelajari tingkah
laku individu dalam hubungannya dengan situasi sosial.
4. Zaman Dinamika Kelompok
Erich Fromm mengawali kegiatan
penyelidikannya yang disusun dalam buku Escape From Freedom untuk
menunjukan perlunya individu itu bekerja sama dengan individu lain, hingga
timbul solidareteit di dalam kehidupannnya. Hal ini disebabkan karena terdorong
oleh adanya keinginan individu untuk memperoleh kepastian dalamkehidupan ketika
hasrat kepastian ini hanya diperoleh apabila masing-masing individu memiliki
rasa solidaritas. Moreno mengemukakan bahwa perlunya kelompok-kelomok kecil
seperti keluarga, klik, regu kerja, ketika didalam kelompok itu terdapat
suasana saling menolong, hingga kohesi menjadi kuat dan kelompok itu terdapat
suasana saling menolong, hingga kohesi menjadi kuat dan kelompok yang makin
kuat kohesinya, makin besar moralnya. Lewin menyimpulkan bahwa tingkah laku
individu sangat dipengaruhi oleh kelompok yang menjadi anggotanya. Jadi
jelaslah bahwa kelompok itu memang benar-benar mempunyai pengaruh terhadap
kehidupan individu.
5. Zaman ilmu jiwa bangsa-bangsa
Pada masa ini Moritz Lazarus
dan Stanley Hall memelopori untuk mengadakan suatu penyelidikan terhadap bangsa
primitive yang memiliki ciri khas di dalam kehidupannya. Penyelidikan dilakukan
terhadap adat dan bahasa rakyat dan hubungannya dengan tingkah laku masyarakat
primitif. Hasil penyelidikan, pengaruh adat dan bahasa menimbulkan homogenitas
pada masyarakat sehingga setiap sikap dan tingkah laku anggota masyarakat tidak
berbeda satu sama lain. Hal
ini disebabkan karena adat dan bahasa rakyat menimbulkan kesamaan psikologi,
dan ini tercermin dalam tingkah laku. Terori ini berkembang, bahwa setiap
masyarakat yang mempunyai kesamaan psikologi menjadi suku bangsa tertentu,
lengkap dengan kepribadian masing-masing.
6.
Zaman gerakan massa
Adanya bentuk pemerintahan otokrasi dengan segala bentuk penekanannya
mengakibatkan masyarakat menunjukkan pergolakan untuk membebaskan diri dan
membentuk pemerintahan yang diinginkan. Gerakan massa ini mendorong Gustave Le
Bon melakukan penyelidikan secara intensif dan mendalam pada gerakan massa.
Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa dalam gerakan massa tiombul apa yang
dinamakan sugesti, yang mengakibatkan gerakan massa tersebut dala setiap
individu kehilangan control diri terhadap mereka. Apabila ditinjau, massa yang
memiliki gerakan sedemikian hebat, tentu massa tersebut mempunyai anggota,
norma, pimpinan dan tujuan yang hal ini tidak ubahnya seperti bentuk suatu
kelompok.
B. Status Dinamika Kelompok
Pertumbuhan dan perkembangan dinamika
kelompok sangat erat hubungannya dengan
psikologi sosial, hal ini berpengaruh terhadap penentuan satatus dinamika
kelompok. Oleh karena itu, ada di antara ahli psikologi, ahli sosiologi, ahli
psikologi sosial, dan ahli-ahli lain untuk mencoba membawa dinamika kelompok ke
dalam cabang ilmu mereka masing-masing.
1. Cabang Sosiologi
Ahli-ahli sosiologi seperti Homans, Moreno
dan Mitschell berpendapat bahwa masalah kelompok/grup dan struktur kelompok
yang menjadi objek dinamika kelompok merupakan sebagian bahan yang menjadi
objek sosiologi. Moreno, misalnya berpendapat bahwa di dalam suatu kelompok
pasti terdapat social distance (jarak sosial) antara anggota kelompok
tersebut. Hal ini terdapat pada arah pilihan, sikap, isolasi, dan keakraban
antara masing-masing anggota.
2. Cabang Psikologi
Robert F.Bales di dalam buku interaction
analysis memasukkan dinamika kelompok ke dalam cabang psikologi. Alasan
yang digunakan oleh Robert F.Bales adlah di dalam dinamika kelompok titik
beratnya bukan masalah kelompok itu sendiri tetapi yang pokok adalah proses kejiwaan
yang terjadi/timbul pada individu dan pengaruhnya terhadap kelompok. Misalnya
Bales mengemukakan bagaimana pengaruh diskusi terhadap cara berpikir individu.
3. Cabang Psikologi Sosial
Para ahli psikologi sosial
seperti Otto Klineberg berpendapat bahwa dinamika kelompok lebih ditekankan
kepada peninjauan psikologi sosial karena terpenting sampai sejauh mana
pengaruh interaksi sosial individu di dalam kelompok terhadap masing-masing
individu sebagai angggota suatu kelompok. Hal ini berarti dinamika kelompok
ingin mempelajari hubungan timbal balik/saling pengaruh antara anggota di dalam
kehidupan kelompok.
C. Definisi Dinamika Kelompok
Studi tentang dinamika kelompok telah
menarik perhatian di kalangan Sosial Scientist, dalam dua dekade
terakhir ini. Istilah dinamika (dynamics) berasal dari bahasa Greek, yaitu “dynamics”
yang sering diartikan dengan force atau influence. “Group Dynamics refers to
the force operating in group”. Dinamika kelompok adalah kekuatan-kekuatan
yang berlangsung dalam kelompok (Zaltman,1972.75). Kekuatan-kekutan tersebut bertujjuan untuk
mengarahkan prilaku kelompok. Mansri menyatakan bahwa “dinamika kelompok
tercakup didalamnya, apa dan bagaimana bentuk dari kekuatan kelompok itu, unsur-unsur
apa yang mendukung terjadinya, situasi apa atau dalam keadaan bagaimana
seseorang dapat mengetahui adanya dinamika kelompok itu” (masri,1984:114).
a. Pengertian Dinamika
Setiap kelompok telibat adanya perubahan
setiap saat baik secara besar-besaran maupun secara kecil atau perubahan itu
secara cepat maupun lambat, di mana perubahan ini menyebabkan adanya perbedaan
keadaan kelompok dengan keadaan sebelumnya.
Sebagaimana
menurut Drs. Soelaiman Joesoyf, memberikan batasan bahwa “Perubahan secara
besar maupun secara kecil atau perubahan secara cepat atau lambat itu
sesungguhnya adalah suatu dinamika, artinya suatu kenyataan yang berhubungan
dengan perubahan keadaan” Dari uraian
tersebut di atas, maka jelaslah bahwa yang dimaksud dengan dinamika adalah
suatu perubahan, baik secara besar-besaran atau kecil maupun perubahan yang
secara cepat atau lambat, sehinggan merupakan dari suatu kenyataan yang
berhubungan dengan suatu keadaan.
Dinamika berarti tingkah laku warga yang
satu secara langsung mempengaruhi warga yang lain secara timbal balik. Jadi,
dinamika berarti adanya interaksi dan interdepedensi antara anggota kelompok
yang satu dengan anggota kelompok yang lain secara timbal balik dan antara
anggota dengan kelompok secara keseluruhan. Dynamic is facts or concepts
which refer to condition of change, expecially to force. Keadaan ini dapat
terjadi karena selama ada kelompok, semangat kelompok (group spirit)
terus-menerus berada dalam kelompok itu. Oleh karena itu, kelompok tersebut
bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah.
Dari uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa dinamika kelompok berarti suatu kelompok yang
teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara
jelas antara anggota yang satu dengan yang lain. Dengan kata lian, antar
anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi
yang dialami secara berama-sama.
b. Pengertian Kelompok
Individu-individu yang menempati suatu
wilayah tertentu merupakan suatu perkumpulan atau disebut dengan kelompok.
Dengan demikian bahwa kehidupan individu itu tidak terlepas dari kelompok, baik
dalam kehidupan kelompok yang kecil seperti ; keluarga, kelompok kerja, maupun
kehidupan kelompok yang besar seperti ; Masyarakat, bangsa dan sebagainya.
Menurut Hernert Smith bahwa “kelompok
adalah suatu uni yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan
untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi”.
Pngertian kelompok di atas secara singkat
dapat diartikan bahwa kelompok adalah suatu kumpulan dari orang-orang yang
mengadakan interaksi dengan sesamanya lebih sering daripada mereka mengadakan
interaksi yang bersifat perorangan. Jadi setiap kelompo, masing-masing individu
mempunyai sikap dan tingkah laku yang sama dengan anggota kelompok yang lain,
sehingga semua anggota kelompok memiliki sikap dan tingkah laku yang seragam.
Dari uraian di atas, dapatlah diambil
kesimpulan bahwa kelompok kumpulan individu yang mengadakan interaksi yang
mendalam satu sama lain dan memiliki kesatuan persepsi untuk bertingkah lamu di
dalam maupun di luar kumpulannya.
Agar memberi
pengertian yang jelas tentang kelompok, berikut ini diawali dengan proses
pertumbuhan kelompokan itu sendiri. Individu sebagai makhluk hidup mempunyai
kebutuhan yang menurut A. Maslow dikenal sebagai :
- Kebutuhan fisik
- Kebutuhan rasa aman
- Kebutuhan kasih sayang
- Kebutuhan prestasi dan prestise serta,
- Kebutuhan untuk melaksanakan sendiri
Dilain pihak,
individu memiliki potensi untuk memenuhi kenbutuhan tersebut di atas, namun
potensi yang ada pada individu yang bersangkutan terbatas sehingga individu
harus meminta bantuan kepada individuu lain yang sama-sama hidup satu kelompok.
Dalam
keadaaan seperti itu, individu berusaha mengatasi kesulitan yang ada pada
dirinya melalui prinsip escapism, artinya salah satu bentuk pelarian
diri dengan mengorbankan pribadinya dan mempercayakan pada orang lain yang
menurut pendapatnya memiliki sesuatu yang tidak ada pada dirinya. Bentuk
penyerahan diri seperti ini mengakibatkan timbulnya perasaan perlunya kemesraan
di dalam kehidupan bersama. Artinya, individu tidak dapat hidup tanpa kerja
sama dengan individu lain.
Bentuk
kelompok seperti keluarga, regu kerja atau regu belajar merupakan contoh
konkret dan kelompok-kelompok tersebut saaat ini mendapat tempat yang baik di
dalam masyarakat yang semakin kompleks. Sudah barang tentu kehidupan kelompok
tersebut tidak berada dalam keadaan statis, tetapi berada dalam keadaan
dinamis. Artinya, kehidupan kelompok itu berkembang dengan baik. Dengan keadaan
seperti ini, beberapa ahli mencoba memberi pengertian apa yang disebut kelompok
:
- W.Y.H Sprott memberikan pengertian kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan yang lain.
- Kurt Lewin berpendapat bahwa :
The essence of a group is not the similary
or dissimilarity of its members but their interdependence.
- H. Smith menguraikan :
“Kelompok adalah suatu unit yang tedapat
beberapa individu yang.
Pembentukan
kelompok merupakan salah satu langkah awal terjadinya interaksi antar individu
satu dengan yang lain, karena dengan terjadinya proses pembentukan kelompok
akan terpenuhi kebutuhan dalam berkelompok. Pembentukan sebuah kelompok dapat
diawali dengan adanya persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama
dalam memenuhi kebutuhannya.
Posting Komentar